Ilmu itu Cahaya di Zaman Peradaban Gemilang
Oleh A’la Inayaturobbi
Siang itu aku bangun dari tidurku kubuka mataku seraya berdoa di dalam hati kepada
Allah dalam nikmat yang Allah berikan
untukku. Kulihat jendela kamarku dan aku berkata”masyaAllah la quwwata illa
bllah, ya Allah atas nikmat ini”. Aku berkata dalam hati. dan melihat
sekeliling kamarku aku membuka mata, kemudian menutupnya kembali, dan membuka
mata lagi kemudian menghelai nafas panjang “hhhhhhhhhmmmmmmmm” helaianku.
Lagi-lagi aku sangat bersyukur sekali atas nikmat ini. Aku bangun dari tidurku dengan disambut oleh hangat
nya mentari yang indah yang ketika kita melihat nya mata kita tidak tahan untuk
melihatnya dikarenakan panasnya yang luar biasa . Aku bersyukur lagi. Aku
berdiri menatap atap kamarku, kasurku dan ternyata ada notebook di kasurku, aku
langsung lihat notebook itu dan baru kusadari, ternyata notebook ini menemani
tidurku tadi. “Ooo ya Allah”UCAPKU. Aku lupa mematikan notebooknya… aku lihat
wallipaper nya gambar hutan yang disinari dengan sinar mentari yang indah.. aku
menghelaikan nafasku dalam-daalam dan aku merenung sejenak. Melihat gambar ini
aku jadi nangis.. aku terharu sekali aku
bayangkan aku berada di hutan itu sendrian. Aku nangis bukan karena aku takut
kalau aku dihutan sendirian. Tapi aku membayangkan aku dihutan sendirian dengan
tanpa ditemani seseorang dan aku merasakan keindahan hutan itu karna hangat nya sinar mentari pada badanku. Hehe…
bukan. Bukan itu. tapi, disamping lain
aku mebayangkan aku didalam hutan itu
aku melihat suatu pohon. Aku rasakan masa kekhilafahan. aku khalayak mimpi saja,bahwa,
aku berada di dalam hidup yang sejahtera dan aman sentosa di dalam naungan
khilafah. Itu yang aku fikirkan Masalahnya. aku nangis.” yaAllah”, curahku.
sekarang bukanlah zaman kekhlafahan sebagaimana dulu yang hidup aman sentosa,
mencai ilmu sangat nikmat sekali yang kubayangakan dahulu. Ilmu itu sangat di
minati oleh banyak kalangan pada dulu dimasa kejayaan islam, bahkan oleh” noni”
sekalipun. That right? dan dulu, mereka itu berfikir hidup hanya untuk islam,
jadi mereka sangat cinta pada ilmu. Seperti
ilmuwan muslim misalnya, Alkawarizmi penemu angka 0, ibnu sina sebagai bapak
kedokteran, alhaytsami, ibnu kholdun, dll mereka ilmuwan-ilmuwan muslim yang
beriman pada Allah yang keilmuwannya tinggi. Bagaimana ketika syeikh ibnu hajar
alasqalani misalnya. begitu cinta terhadap ilmu, sampai-sampai pernah disuatu
masa, beliau pulang dari tempat pencaran ilmunya, kerumahnya dengan melewati
hutan. dan di hutan beliau melihat air yang menetes keatas batu. Yang awal batu
itu keras, menjadi lembek karena lamanya ditetesi air. Lalu syeikh ibnu hajar
alasqalani ini befikir, ilmu yang susah jika kita terus-menerus mencari ilmu
dengan sabar maka in sya Allah ilmu itu akan mudah didapat. Beda banget kan
sama zaman sekarang, yang seharusnya para pemuda menjadi harapan ummat, menjadi
pemimpin ummat,menadi gerda terdepan dalam segala hal, berani mati hanya demi
islam dsb. tapi faktanya mereka sekrang sebagai “pembebek” asing yang mengikut
kebarat-baratan, yang sangat jauh sekali dari pemahaman islam. Aku seddih. Ingin
sekali rasanya merasakan seperti dulu di zaman khilafah. Pendidikan sangat
melejit, islam adalah agama paipurna di dunia. Di zaman khilafah, kaum muslim
beriman pada Allah, yang damai dan ridho mereka diatur oleh islam ajaran dari
Alah swt sebagai pencipta dan pengatur alam semesta. islam sebagai sumber
solusi, semua merujuk pada islam. Tidak seperti zaman ini. Islam semakin asing,
dan semakin jauhh dari fikiran orang-orang muslim, islam disebut kuno,
teroris,jahat, tidak adil dan lain2. Itu karena mereka tidak faham, atau tidak mau faham dan bahkan
slah faham ._. Padahal sejatinya, faktanya tidak begitu, dulu islam tegak
dimuka bumi slama 14 abad. Dan rakyatnya terbukti aman dan sejahtera. mereka pertama dalam sains dan tekhnology, mereka cinta
sekali ilmu, mereka paling pertama dalam bidang pendidikan, mereka pada
pintar-pintar. Aku harap, semoga pemuda-pemudi islam zaman ini, bangkit dan
mendalami, memahami islam untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari. Semoga
khilafah ala minhajjinNubuwwah yang dijanjikan tegak segera dan kita bisa merasakan dan berkotribusi
didalamnya sebagaimana para sahabat sahabiyah rasulullah saw dulu pada saat
membangun daulah islam pertama di muka bumi ini. Aamiin
A’la Inayaturobbi
MDTA Darul Bayan
0 komentar:
Posting Komentar