Senin, 24 April 2017

Ilmu itu Cahaya di Zaman Peradaban Gemilang

Ilmu itu Cahaya di Zaman Peradaban Gemilang
Oleh A’la Inayaturobbi
Siang itu aku bangun dari tidurku  kubuka mataku seraya berdoa di dalam hati kepada Allah  dalam nikmat yang Allah berikan untukku. Kulihat jendela kamarku dan aku berkata”masyaAllah la quwwata illa bllah, ya Allah atas nikmat ini”. Aku berkata dalam hati. dan melihat sekeliling kamarku aku membuka mata, kemudian menutupnya kembali, dan membuka mata lagi kemudian menghelai nafas panjang “hhhhhhhhhmmmmmmmm” helaianku. Lagi-lagi aku sangat bersyukur sekali atas nikmat ini. Aku  bangun dari tidurku dengan disambut oleh hangat nya mentari yang indah yang ketika kita melihat nya mata kita tidak tahan untuk melihatnya dikarenakan panasnya yang luar biasa . Aku bersyukur lagi. Aku berdiri menatap atap kamarku, kasurku dan ternyata ada notebook di kasurku, aku langsung lihat notebook itu dan baru kusadari, ternyata notebook ini menemani tidurku tadi. “Ooo ya Allah”UCAPKU. Aku lupa mematikan notebooknya… aku lihat wallipaper nya gambar hutan yang disinari dengan sinar mentari yang indah.. aku menghelaikan nafasku dalam-daalam dan aku merenung sejenak. Melihat gambar ini aku jadi nangis.. aku terharu sekali  aku bayangkan aku berada di hutan itu sendrian. Aku nangis bukan karena aku takut kalau aku dihutan sendirian. Tapi aku membayangkan aku dihutan sendirian dengan tanpa ditemani seseorang dan aku merasakan keindahan hutan itu karna  hangat nya sinar mentari pada badanku. Hehe… bukan. Bukan itu.  tapi, disamping lain aku  mebayangkan aku didalam hutan itu aku melihat suatu pohon. Aku rasakan masa kekhilafahan. aku khalayak mimpi saja,bahwa, aku berada di dalam hidup yang sejahtera dan aman sentosa di dalam naungan khilafah. Itu yang aku fikirkan Masalahnya. aku nangis.” yaAllah”, curahku. sekarang bukanlah zaman kekhlafahan sebagaimana dulu yang hidup aman sentosa, mencai ilmu sangat nikmat sekali yang kubayangakan dahulu. Ilmu itu sangat di minati oleh banyak kalangan pada dulu dimasa kejayaan islam, bahkan oleh” noni” sekalipun. That right? dan dulu, mereka itu berfikir hidup hanya untuk islam, jadi mereka sangat cinta pada  ilmu. Seperti ilmuwan muslim misalnya, Alkawarizmi penemu angka 0, ibnu sina sebagai bapak kedokteran, alhaytsami, ibnu kholdun, dll mereka ilmuwan-ilmuwan muslim yang beriman pada Allah yang keilmuwannya tinggi. Bagaimana ketika syeikh ibnu hajar alasqalani misalnya. begitu cinta terhadap ilmu, sampai-sampai pernah disuatu masa, beliau pulang dari tempat pencaran ilmunya, kerumahnya dengan melewati hutan. dan di hutan beliau melihat air yang menetes keatas batu. Yang awal batu itu keras, menjadi lembek karena lamanya ditetesi air. Lalu syeikh ibnu hajar alasqalani ini befikir, ilmu yang susah jika kita terus-menerus mencari ilmu dengan sabar maka in sya Allah ilmu itu akan mudah didapat. Beda banget kan sama zaman sekarang, yang seharusnya para pemuda menjadi harapan ummat, menjadi pemimpin ummat,menadi gerda terdepan dalam segala hal, berani mati hanya demi islam dsb. tapi faktanya mereka sekrang sebagai “pembebek” asing yang mengikut kebarat-baratan, yang sangat jauh sekali dari pemahaman islam. Aku seddih. Ingin sekali rasanya merasakan seperti dulu di zaman khilafah. Pendidikan sangat melejit, islam adalah agama paipurna di dunia. Di zaman khilafah, kaum muslim beriman pada Allah, yang damai dan ridho mereka diatur oleh islam ajaran dari Alah swt sebagai pencipta dan pengatur alam semesta. islam sebagai sumber solusi, semua merujuk pada islam. Tidak seperti zaman ini. Islam semakin asing, dan semakin jauhh dari fikiran orang-orang muslim, islam disebut kuno, teroris,jahat, tidak adil dan lain2. Itu karena mereka  tidak faham, atau tidak mau faham dan bahkan slah faham ._. Padahal sejatinya, faktanya tidak begitu, dulu islam tegak dimuka bumi slama 14 abad. Dan rakyatnya terbukti aman dan sejahtera. mereka  pertama dalam sains dan tekhnology, mereka cinta sekali ilmu, mereka paling pertama dalam bidang pendidikan, mereka pada pintar-pintar. Aku harap, semoga pemuda-pemudi islam zaman ini, bangkit dan mendalami, memahami islam untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari. Semoga khilafah ala minhajjinNubuwwah yang dijanjikan tegak segera dan  kita bisa merasakan dan berkotribusi didalamnya sebagaimana para sahabat sahabiyah rasulullah saw dulu pada saat membangun daulah islam pertama di muka bumi ini. Aamiin

A’la Inayaturobbi
MDTA Darul Bayan


0 komentar:

Posting Komentar