Senin, 24 April 2017

GADIS PELIPUR LARA


Oleh Pebriani khoirunnisa 

Ketenangan berbalut kegembiraan teraut di wajahnya , senyumnya yang indah mempesona membuatnya banyak disukai orang -orang disekitarnya .wataknya yang peiriang dan ramah membuatku selalu ingin berteman denganya. Fifah, begitulah orang-orang memangilnya .seorang ssahabat dan motivatorku kala itu.
Kenangan bersamanya ,berawal ketika orang tuaku menyekolahkanku di suatu tempat yang lumayan jauh dari rumahku ,tepatnya di Jatinangor ,Sumedang. Sebuah sekolah menengah pertama plus pondok pesantren modereren , disanalah ku tingaldan belajar banyak hal.
Tinggal jauh dari orang tua terasa sangat berat bagiku kala itu. Hari-hari pertamaku di pesantren di penuhi banyak hal yang tak biasa ku alami , namun hal itu membuatku menjadi pribadi yang lebih baik. Di hari pertama ,ketika  Jam tengah menunjukan pukul delapan malam hari , suasa haru dam rindu mulai melanda para santriwati baru kelas tujuh yang belum terbiasa hidup tanpa orang tua. Begitu pula dengan diriku , ketika itu aku mencoba menghibur dan menegarkan diri dengan pergi keluar asrama dan duduk di pipiran masjid sambil menikmati suana pondok dimalam hari yang tenang dan sepi .ketika itu ,terdengar suara tawa penuh keceriaan yang mengalihkan arah pandangku. Rupanya itu adalah suara Fifah yang sedang menghibur temanya di dekatku . Rasa heran dengan penuh Tanya, tengtang apa yang membuatnya tegar teringiang-ingiang dalam benakku .ingin ku bercengkrama dan berteman dengannya ,namun karna sifatku yang pemalu kalaitu, membuatku mengurungkan keinginanku.
Setelah satu tahun lamanya tingal di pondok aku mulai memberanikan diri tuk berteman dengan banyak orang termasuk dengan fifah. Dan barulah kutemukan jawabanyang pernah terngiang di benakku satu tahun yang lalu ,rupanya dia adalah anak yatim yang besar dan hidup mandiri bersama kakak-kakaknya , karna ibunya yang sering sakit dan sangat pendiam ketika sang suami meningal dunia . hal itu membuatku iba dan kagum pada pribadinya yang tegar dan tetap ceria .
Ketika kesedihan dan kegalauan melandaku, Fifah selalu siap membantu memberiku solusi dan menghibur . kata-katanya yang tegas dan ramah membuatku selalu menerima nasihatnya . begitupala kekita perintah berdakwah dan berjilabab ku tahui , dia dan teman-temanku yang lain siap menemaniku dalam menjalankan perintah sang Kholik yang Maha Adil dan Bijaksana. Walaupun belum bisa ku jalani semua kala itu, dikarnakan hidup dilingkungan yang penuh modernisasi, liberalisasi, dan sekularisme. Nemun sedikit demi sedikit perjalan berhijrah tetap kita arungi bersama .
Kebersamaanku dengannya mulai merenggang .pada suatu saat,ketika hal yang tak terduga mulai melanda Fifah,tepatnya pada bulan November 2015 , Fifah sahabatku difonis para medis menderita penyakit leukemia tingkat akhir , yang mengharuskanya segera dirawat di rumah sakit secara intensif . kabar itu sungguh membuat kaget  teman-temannya dan orang-orang sekitarnya .
            Satu bulan kemudian , fifah datang ke pondok, namun bukan tuk kembali belajar bersama kami lagi, namun fifah datang berkunjung tuk menghapuskan rasa pilu dan khawatir para teman-temannya . kulihat perawakankannya yang dulunya sehat bugar , saat itu tampak berubah derastis , kulitnya yang menjadi sangat pucat , badannya yang menjadi sangat kurus dan lemah membisu di atas kursi roda dan impusan yang menancab ditanganya , membuatku dan teman-teman lainnya tak kuasa menahan bendungan air mata yang mulai meluap dan membasahi pipi. Namun, Fifah yang tegar , tidak ikut menangisi kondisinya , yang ada dialah yang menegarkan kita dengan tersenyum ikhlas ke arah kita dan  dengan memberi isyarat  jempol  yang menandakan bahwa dia kuat dan ikhlas atas penyakit yang menimpanya. Lalu kursi rodanya didrong sang kakak menuju rumah pak kiyai yang sangat berdekatan dengan asaramaku ,untuk meminta air doa dan nasihat . setelah itu fifah berpamitan pada teman-temanya dan kembali kerumah sakit dengan memakai ambulan tuk dirawat kembali karna kondisinya yang belum sembuh total.
            Tiga bulan kemudian ku mendapat kabar dari kakak ipar Fifah yang selaku pengajar di sekolahku ,bahwa kondisi Fifah makin memprihatikan . darah putih dalam tubuhnya makin meningkat dan sudah menyebar hingga ke paru-paru dan lambung.namun, fifah yang sabar dan tegar , masih sempat membuat video tentanganya untuk teman-temanya yang berisikan salam-salam sapaan dan rindu ,dan mohon didoakan yang terbaik terhadap penyakit yang di deritanya . video itu kai tonton bersama di kelas di jam pelajaran ustadz Mukhlis (kakak ipar Fifah)
            Sampai detik-detik kelulusan dan perpisahanpun , fifah belum kunjung sembuh . Hal itu membuat kami sedih dan resah. Namun ,dia tetap menguat diri untuk menghadiri panggung perpisahan kami dan untuk melepas rasa resah ,sedih ,dan rindu para sahabatnya dan teman-temanya, yang akan berpisah untuk menapaki tingkat pendidikan selanjutnya di tempat yang berbeda-beda dan berjauhan.
            Usai kelusasan ku lihat foto-foto teman-temanku yang sedang menengok fifah yang sudah tak dirawat lagi di rumah sakit , hal itu membuatku bahagia karna kulihat kulihat kondisi fifah lumayan membaik dari sebelumnya.ku sapadan tanya dia di medsos dan jawabanya pun cukup membuatku lega .3 hari kemudian ,ketika kubuka akun medsosku banyak status yang terpangpangkan foto fifah disitu . firasat buruk mulai mengentarkan hatiku , ketika ku mulai membaca status mereka ,rasa tak percaya dan kaget membuatku bertanya pada puluhan temanku memalai sosmed tentang kebenaran status itu. Setelah tiga balasan ku baca baru kupercaya atas kepulanganya ke dunia akhirat sana. Tak kusadari hal itu membuatku menitikan air mata kehilangan yang pilu.
            Ku ikhlaskan kepulangannya dengan ikut mensholatkanya dan memakamkanya yang bertempatkan di wilayah dekat pondok pesantren ,jatinangor. Setelah ku sampai di masjid pondok, kulihat para pelayad yang tak asing lagi bagiku ,rupanya teman seangkatanku,para guru dan keluarga pondok  pun ikut menghadiri pemakaman fifah.tak lama kemudian suara sirine mobil ambulan datang membawa jenazah fifah untuk di sholatkan . suasana berkabung menyelimuti para pelayad di hari jumat yang haru. Setelah jenazah di tempatka di depan masjid , sepatah kata dari para keluarga ,teman ,dan guru ,mengikhaskan kepulangan fifah.dilanjutkan dengan shot jenazah dan doa.
            Usai sholat jenazah kalimat la ilahailallah mengiringi jenazah fifah menuju pemakan dengan jumlah pengantar lebih dari lima puluh orang .proses penguburan berjalan lancar dan tenang .tingalah tangisan keci para keluarga dan teman ,yang satu per satu pergi meninggalkan fifah ,di alam kuburnya sendirian.
            Duhai Fifah dengan nama lengkap Afifatuzahra, sahabatku .kini penderitaanmu melawan penyakit telah usai , seyuman dan kebaikanmu tak pernah ku lupakan,ketegaran dan kesabaranmu telah mengajarkan ku makna hidup dan sabar.Fifah sahabatku ,doaku untukmu ,semoga Allah menerima amal sholihmu ,menghapuskan dosa-dosamu, dan menempatkanmu dan mempertemukan kita di jannahNya yang tertinggi ,surga firdaus. Allahummagfirlaha warhamha waafiha wafuanha Ya Robb…

            

0 komentar:

Posting Komentar