Oleh Pebriani
khoirunnisa
Ketenangan berbalut kegembiraan teraut
di wajahnya , senyumnya yang indah mempesona membuatnya banyak disukai orang -orang
disekitarnya .wataknya yang peiriang dan ramah membuatku selalu ingin berteman
denganya. Fifah, begitulah orang-orang memangilnya .seorang ssahabat dan
motivatorku kala itu.
Kenangan bersamanya ,berawal ketika
orang tuaku menyekolahkanku di suatu tempat yang lumayan jauh dari rumahku
,tepatnya di Jatinangor ,Sumedang. Sebuah sekolah menengah pertama plus pondok
pesantren modereren , disanalah ku tingaldan belajar banyak hal.
Tinggal jauh dari orang tua terasa
sangat berat bagiku kala itu. Hari-hari pertamaku di pesantren di penuhi banyak
hal yang tak biasa ku alami , namun hal itu membuatku menjadi pribadi yang
lebih baik. Di hari pertama ,ketika Jam
tengah menunjukan pukul delapan malam hari , suasa haru dam rindu mulai melanda
para santriwati baru kelas tujuh yang belum terbiasa hidup tanpa orang tua.
Begitu pula dengan diriku , ketika itu aku mencoba menghibur dan menegarkan
diri dengan pergi keluar asrama dan duduk di pipiran masjid sambil menikmati
suana pondok dimalam hari yang tenang dan sepi .ketika itu ,terdengar suara
tawa penuh keceriaan yang mengalihkan arah pandangku. Rupanya itu adalah suara
Fifah yang sedang menghibur temanya di dekatku . Rasa heran dengan penuh Tanya,
tengtang apa yang membuatnya tegar teringiang-ingiang dalam benakku .ingin ku
bercengkrama dan berteman dengannya ,namun karna sifatku yang pemalu kalaitu,
membuatku mengurungkan keinginanku.
Setelah satu tahun lamanya tingal di
pondok aku mulai memberanikan diri tuk berteman dengan banyak orang termasuk
dengan fifah. Dan barulah kutemukan jawabanyang pernah terngiang di benakku
satu tahun yang lalu ,rupanya dia adalah anak yatim yang besar dan hidup
mandiri bersama kakak-kakaknya , karna ibunya yang sering sakit dan sangat
pendiam ketika sang suami meningal dunia . hal itu membuatku iba dan kagum pada
pribadinya yang tegar dan tetap ceria .
Ketika kesedihan dan kegalauan
melandaku, Fifah selalu siap membantu memberiku solusi dan menghibur .
kata-katanya yang tegas dan ramah membuatku selalu menerima nasihatnya .
begitupala kekita perintah berdakwah dan berjilabab ku tahui , dia dan
teman-temanku yang lain siap menemaniku dalam menjalankan perintah sang Kholik
yang Maha Adil dan Bijaksana. Walaupun belum bisa ku jalani semua kala itu,
dikarnakan hidup dilingkungan yang penuh modernisasi, liberalisasi, dan
sekularisme. Nemun sedikit demi sedikit perjalan berhijrah tetap kita arungi
bersama .
Kebersamaanku dengannya mulai merenggang
.pada suatu saat,ketika hal yang tak terduga mulai melanda Fifah,tepatnya pada
bulan November 2015 , Fifah sahabatku difonis para medis menderita penyakit
leukemia tingkat akhir , yang mengharuskanya segera dirawat di rumah sakit
secara intensif . kabar itu sungguh membuat kaget teman-temannya dan orang-orang sekitarnya .
Satu bulan kemudian
, fifah datang ke pondok, namun bukan tuk kembali belajar bersama kami lagi, namun
fifah datang berkunjung tuk menghapuskan rasa pilu dan khawatir para
teman-temannya . kulihat perawakankannya yang dulunya sehat bugar , saat itu
tampak berubah derastis , kulitnya yang menjadi sangat pucat , badannya yang
menjadi sangat kurus dan lemah membisu di atas kursi roda dan impusan yang
menancab ditanganya , membuatku dan teman-teman lainnya tak kuasa menahan
bendungan air mata yang mulai meluap dan membasahi pipi. Namun, Fifah yang
tegar , tidak ikut menangisi kondisinya , yang ada dialah yang menegarkan kita
dengan tersenyum ikhlas ke arah kita dan
dengan memberi isyarat
jempol yang menandakan bahwa dia
kuat dan ikhlas atas penyakit yang menimpanya. Lalu kursi rodanya didrong sang
kakak menuju rumah pak kiyai yang sangat berdekatan dengan asaramaku ,untuk
meminta air doa dan nasihat . setelah itu fifah berpamitan pada teman-temanya
dan kembali kerumah sakit dengan memakai ambulan tuk dirawat kembali karna
kondisinya yang belum sembuh total.
Tiga bulan
kemudian ku mendapat kabar dari kakak ipar Fifah yang selaku pengajar di
sekolahku ,bahwa kondisi Fifah makin memprihatikan . darah putih dalam tubuhnya
makin meningkat dan sudah menyebar hingga ke paru-paru dan lambung.namun, fifah
yang sabar dan tegar , masih sempat membuat video tentanganya untuk
teman-temanya yang berisikan salam-salam sapaan dan rindu ,dan mohon didoakan
yang terbaik terhadap penyakit yang di deritanya . video itu kai tonton bersama
di kelas di jam pelajaran ustadz Mukhlis (kakak ipar Fifah)
Sampai
detik-detik kelulusan dan perpisahanpun , fifah belum kunjung sembuh . Hal itu
membuat kami sedih dan resah. Namun ,dia tetap menguat diri untuk menghadiri
panggung perpisahan kami dan untuk melepas rasa resah ,sedih ,dan rindu para
sahabatnya dan teman-temanya, yang akan berpisah untuk menapaki tingkat
pendidikan selanjutnya di tempat yang berbeda-beda dan berjauhan.
Usai
kelusasan ku lihat foto-foto teman-temanku yang sedang menengok fifah yang
sudah tak dirawat lagi di rumah sakit , hal itu membuatku bahagia karna kulihat
kulihat kondisi fifah lumayan membaik dari sebelumnya.ku sapadan tanya dia di
medsos dan jawabanya pun cukup membuatku lega .3 hari kemudian ,ketika kubuka
akun medsosku banyak status yang terpangpangkan foto fifah disitu . firasat
buruk mulai mengentarkan hatiku , ketika ku mulai membaca status mereka ,rasa
tak percaya dan kaget membuatku bertanya pada puluhan temanku memalai sosmed
tentang kebenaran status itu. Setelah tiga balasan ku baca baru kupercaya atas
kepulanganya ke dunia akhirat sana. Tak kusadari hal itu membuatku menitikan
air mata kehilangan yang pilu.
Ku ikhlaskan
kepulangannya dengan ikut mensholatkanya dan memakamkanya yang bertempatkan di
wilayah dekat pondok pesantren ,jatinangor. Setelah ku sampai di masjid pondok,
kulihat para pelayad yang tak asing lagi bagiku ,rupanya teman
seangkatanku,para guru dan keluarga pondok
pun ikut menghadiri pemakaman fifah.tak lama kemudian suara sirine mobil
ambulan datang membawa jenazah fifah untuk di sholatkan . suasana berkabung
menyelimuti para pelayad di hari jumat yang haru. Setelah jenazah di tempatka
di depan masjid , sepatah kata dari para keluarga ,teman ,dan guru
,mengikhaskan kepulangan fifah.dilanjutkan dengan shot jenazah dan doa.
Usai sholat
jenazah kalimat la ilahailallah mengiringi jenazah fifah menuju pemakan dengan
jumlah pengantar lebih dari lima puluh orang .proses penguburan berjalan lancar
dan tenang .tingalah tangisan keci para keluarga dan teman ,yang satu per satu
pergi meninggalkan fifah ,di alam kuburnya sendirian.
Duhai Fifah
dengan nama lengkap Afifatuzahra, sahabatku .kini
penderitaanmu melawan penyakit telah usai , seyuman dan kebaikanmu tak pernah
ku lupakan,ketegaran dan kesabaranmu telah mengajarkan ku makna hidup dan
sabar.Fifah sahabatku ,doaku untukmu ,semoga Allah menerima amal sholihmu
,menghapuskan dosa-dosamu, dan menempatkanmu dan mempertemukan kita di
jannahNya yang tertinggi ,surga firdaus. Allahummagfirlaha warhamha waafiha
wafuanha Ya Robb…
0 komentar:
Posting Komentar