Senin, 06 Maret 2017

Ketika Kak Fazza Salah

Ketika Kak Fazza Salah 

Oleh Hasna Dieni Rozanah 

Siang hari itu adalah saat yang paling membahagiakan bagi Fazza, seorang kakak yang memiliki satu adik kecil ini menjadi sosok yang terkenal dikalangan teman-temannya, dan para remaja. Tak hanya terkenal, ia pun menjadi sosok yang dikagumi dan didamba oleh banyak orang. Bagaimana tidak disukai banyak orang jikalau dia adalah seorang laki-laki tampan, pintar, dan juga termasuk anak yang sholeh. Ya siang hari itu adalah saat yang membahagiakan bagi Fazza, kenapa? Karena ia pada siang itu diberi undangan ke salah satu stasiun radio di kotanya. Walaupun memang acaranya bukan pada siang hari itu, tapi entah ia merasa bahagia hanya dengan undangan itu saja. Tanpa berpikir panjang dan tanpa perlu izin pada siapa pun, Fazza menyanggupi untuk hadir pada acara di radio esok harinya. Fazza yang masih duduk di kelas 3 SMA ini memang tak pernah lagi izin pada orangtuanya, ketika ia hendak pergi-pergian. Bukan karna ia seorang tak tau adab ataupun apalah, tapi kini ia memang hanya tinggal berdua dengan adik perempuannya yang kini masih duduk di bangku SMP kelas 1, nenek-kakek ataupun bibi-pamannya biasa datang seminggu sekali untuk mengontrol keadaan mereka berdua. Ayah Fazza dan Nisa meniggal ketika Fazza masih berumur lima tahun dan ketika Nisa baru hidup di dunia selama seminggu, sehingga Nisa sama sekali tak pernah melihat langsung wajah ayahnya selain di foto. Ibunya pun menyusul sang suami sejak tiga tahun yang lalu, tepatnya saat Fazza kelas 3 SMP dan Nisa kelas 4 SD.

Walaupun begitu, mereka tak pernah ingin menjadi anak-anak yang manja, mereka selalu berusaha hidup mandiri, mereka tak ingin menyusahkan sepupu-sepupunya. Bahkan Nisa sering memasak untuk makan sehari-hari, walaupun dengan rasa seadanya. Nenek-kakeknya memberi  uang dan bahan-bahan untuk memasak pada saat menengok mereka berdua.  Fazza adalah kakak yang baik bagi Nisa, ia pun sangat sayang pada Nisa walaupun memang mereka berdua terkadang berantem hanya karna masalah sepele, ya tapi mungkin itu wajar adanya.
“kak? Lagi ada dimana? Kok jam segini belum pulang?” Tanya Nisa pada Fazza lewat  ponselnya. “iya bentar lagi kakak pulang”sahutnya dari seberang sana. “oh iya-iya atuh jangan lama loh” “iya siap nona, udah dulu ya wassalamu’alaikum”kata Fazza, ia sudah mengerti  jika Nisa menanyakan seperti itu berarti dia tak ingin Fazza berada di luar rumah (selain di sekolah) dalam jangka waktu yang lama karena Nisa memang tak begitu berani berada di rumah sendirian.  “hemm wa’alaikumsalam daah”
“Assalamu’alaikum nisa?” ucap Fazza saat ia baru saja memasuki rumahnya, namun tak terlihat Nisa menyambutnya. “Nis?” cari Fazza, ternyata Fazza mendapati adiknya sudah tertidur lelap di kamarnya. Fazza memang sadar bahwa dirinya pergi terlalu lama dan ia pun sedikit merasa menyesal karena membiarkan adiknya di rumah seorang diri.
Keesokan harinya seperti biasa sebelum berangkat ke sekolah Nisa membuat atau membeli makanan untuk sarapan mereka berdua. Namun pagi ini tukang bubur depan rumah mereka tidak jualan, akhirnya Nisa pun memasak nasi goreng untuk sarapan pagi ini dan kali ini kak Fazza membantu Nisa membuat sarapan. “kenapa kak tumben bantuin Nisa masak?” Tanya Nisa spontan sambil mengiris tipis bawang merah. “enggak kok, lagi ingin ikut masak aja hehe” ucap Fazza menjawab pertanyaan Nisa. “de, kemaren malem kamu nungguin kakak lama banget ya? Maaf yaa kemarin di jalannya macet..” sambungnya mejelaskan keadaan kemarin malam saat perjalanan pulang pada adiknya. Nisa sedikit tertawa “iya lumayan lama sih, jadi aku ketiduran deh.. tapi gapapa “ ujar Nisa dengan lapang dada. “ehh tapi jangan gitu lagi ya kak, takut tau di rumah sendirian..”sambungnya agak mengeluh pada kak Fazza.”haha oke-oke” jawab Fazza sambil memasukan telur pada wajan.
Nasi goreng yang baru saja matang dalam beberapa menit pun sudah sampai pada perut Fazza dan Nisa. Setelah itu mereka pun berangkat ke sekolah masing-masing, sebelum Fazza menuju sekolahnya, biasanya ia mengantar dahulu sang adik yang hanya satu-satunya ke sekolah Nisa menggunakan sepeda motornya. “pulang sekolah, kakak gak bakal kemana-mana dulu kan?” Tanya Nisa pada Fazza yang hendak salam pada sang kakak selepas turun dari motornya. “iya de insya Allah” jawabnya sambil tersenyum. Fazza pun melanjutkan perjalanannya menuju sekolahnya dan Nisa pun memasuki gerbang sekolahnya. Mereka pun mengisi waktunya di sekolah masing-masing.
Di hari itu pun seperti biasa Nisa yang datang ke rumah lebih dulu dibanding Fazza. Namun sama halnya dengan hari kemarin, Fazza belum juga pulang padahal waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Hanya saja kali ini Nisa tak ingin menelepon Fazza karena sebetulnya Fazza sudah bilang bahwa ia tak akan mengulanginya lagi. Kringkring ponsel milik Nisa berbunyi yang membuatnya sedikit kaget karna keetulan keadaan rumahnya sangat sunyi. Pikir Nisa neneknya yang menelepon namun ketika ia melihat layar poselnya ternyata itu telepon dari kak Fazza. Tadinya Nisa tak akan mengangkat teleponnya, namun ia masih memaklumi mungkin saja ada hal yang tak bisa ditinggalkan oleh kakaknya.
Ternyata, katanya kak Fazza ada kerja kelompok untuk mengunjungi suatu tempat, Nisa hanya meng-iyakan saja apa yang dikatakan oleh kakaknya. Fazza merasa bersalah tapi bagaimana lagi jika sudah terjadi pikirnya. Sebagai tanda permintamaafannya ia membelikan makanan yang Nisa inginkan pada malam itu. Sesampainya di rumah, Fazza memberikan pada Nisa makanan yang tadi dia beli untuk Nisa.  “makasih kak..”ungkap Nisa sambil tersenyum ketika ia mengambil kue pukis kesukaannya yang diberi oleh kakanya. “kak emang tadi kemana aja ngerjain tugasnya?”Tanya Nisa sambil mengunyah pukis yang ada di dalam mulutnya. “kepoo ah” jawab Fazza ketus. “ihh Nisa kan cuma nanya..” balasnya. “udahlah gak usah di bahas, kakak kan udah minta maaf, udah dibeliin juga tuh pukisnya..”ungkapnya dengan nada kesal sambil berjalan menuju kamarnya. Nisa hanya terdiam “dasar aneh!” batinnya.
Jarum jam pun terus melaju, hari pun semakin malam kak Fazza yang baru saja datang dan belum lama berada di rumahnya kini sudah tertidur dengan nyenyaknya. Nisa yang penasaran dengan tingkah kakaknya, ia diam-diam memainkan ponsel kakaknya tanpa ia ketahui. Nisa penasaran siapa saja yang suka berhubungan dengan kak Fazza di ponselnya. Fazza, pulang sekolah aku tunggu di depan kantin bu Dina yaa..sampai ketemu nanti Fazzaku..”dihh geleh”ucap Nisa dalam hati ketika ia membuka sms yang bisa jadi dari temannya, namun kak Fazza menyimpan kontaknya dengan nama my keysya. Dari nama kontaknya aja Nisa udak gak suka, apalagi pas dia melihat isi smsnya. Nisa mulai curiga pada kakaknya ketika ia melihat isi dari sms itu. Namun, mana mungkin kak Fazza pacaran, wong dari dulunya juga antipacaran dia mah, apalagi dulu sering banget tuh ceramahin aku, ngewanti-wanti biar aku kagak pacaran..lagian kak Fazza mah perfect,sama aku juga suka dijadiin contoh, dan kagak suka salah, paling sekalinya salah juga suka kagak mau disalahin haha.. batinnya. “ahh.. kenapa aku jadi curiga gini sih ke kak Fazza?”ucapnya pelan sambil menaruh ponsel milik kakaknya ke samping laki-laki yang masih tertidur itu.
“kak, hari ini kakak gak kemana-mana kan? Kita ke.…” “kakak ada janji sama temen de.” belum juga Nisa selesai bicara tapi Fazza sudah memotong ucapannya. “oh.. oke” jawab wanita yang memiliki satu kakak itu dengan nada kecewa. Suasana pagi hari itu di ruang tv hening seketika, hanya tv yang mengeluarkan suaranya. Kedua kakak beradik itu khusyuk dengan sarapannya, dua pasang mata itu pun hanya terfokuskan oleh film yang sedang mereka tonton. Tak ada pembicaraan lagi di antara mereka berdua selepas si kakak memberi tahu bahwa hari itu dia memilki janji dengan temannya, bahkan sampai sarapan selesai pun mereka tak melontarkan satu kata pun dari mulutnya masing-masing. Namun akhirnya Nisa bertanya  pada kakaknya, ‘kapan ia akan kembali?’, saat Fazza hendak pergi menemui temannya.
Assalamu’alaikum Fazza..Nisaa ! ini tante.. “o iya tan tunggu sebentar” ucap Nisa sambil menuju ruang tamu untuk membukakan pintu ketika ia mendengar suara tantenya di luar sana. “masuk tan” Nisa mempersilahkan tantenya untuk masuk ke dalam rumahnya. “Nisa sehat?minggu kemarin nenek kesini gak?” Tanya tantenya. “Alhamdulillah bi, iya kesini sama kakek juga tan.”jawab Nisa sambil menyuguhkan minum dan sedikit makanan ringan pada tantenya. “kak Fazza dimana Nis?” “ohh lagi keluar tan.” “kenapa Nisa gak ikut atuh?” “hmm enggak tan” “iya atuh gapapa, tuh Nis tante bawa abon, roti, beras sama itu susunya satu kotak, berdua cukup ya?” kata tantenya memberitahu barang bawaannya  “cukup-cukupin ajalah yaa hehe”sambung tantenya. “iya tan, makasih, cukuplahh tan.” Balas Nisa sambil tersenyum. “emm tan, boleh gak Nisa nginep di rumah tante?” “boleh dong, nanti Fazza juga suruh nyusul kesana atuh ya?!” “eng..enggak usah tan, nanti malah ngerepotin lagian kakaknya juga mungkin lagi banyak tugas tan.” Ujar Nisa menolak usulan tantenya.
                                                                ***
Belum lama Nisa berada di rumah tantenya ia sudah meminta izin untuk balik lagi ke rumahnya sendiri  karna baru saja Nisa mendapatkan hal yang membuatnya cukup kaget ketika ia melihat something di beranda facebooknya. “baru juga sebentar masa udah mau pulang lagi sih Nis? Lagian ini udah sore sayang..”ucap tantenya sedikit kaget ketika Nisa meminta izin untuk pulang  ke rumahnya lagi. Sampai akhirnya tantenya pun mengizinkannya walaupun sebanarnya ia khawatir dengan keponakannya itu karena ia kembali ke rumahnya sendirian tanpa di temani oleh orang yang dia kenal.
“eh Nisa, abis dari mana? Tadi kakak nyari-nyari kamu loh..” ujar Fazza ketika adik yang satu-satunya itu baru masuki rumahnya. “tadi tante kesini, terus aku ikut ke rumahnya tadinya sih mau nginep tapi gak jadi” ucap gadis yang baru saja datang ke rumahnya. “loh kok gak jadi?”Tanya Fazza heran. “ada yang mau Nisa bicarain sama kakak..”jawab Nisa polos. “ngomongin apa?” “hmm..jujur ya kak!” “tadi kakak kemana?”Tanya Nisa dengan wajah yang sinis. “dede Nisa..kan tadi pagi sama kakak udah dibilangin, kakak ada janji sama temen”jawab Fazza tenang. “iya, janjian sama temen..” ucap Nisa ketus. “tapi temennya perempuan kan? Terus jalan-jalan berdua. Gitu ?”lanjutnya dengan wajah kesal. “kata siapa, hah?” ucap Fazza tak mau kalah. “sotoy lu!”sambungnya dengan emosi. Kejadian seperti ini memang jarang dialami oleh mereka berdua, perdebatan seperti ini biasa mereka anggap sebagai pertempuran suara, dimana Nisa yang banyak menyalahkan kakaknya dan Fazza yang tak mau mengaku salah serta  sangat mudah beremosi.  “heh..kata siapa gua sotoy? Gua liat dari facebook pacar lu noh! Lu pacaran kan?!  iigh..”ungkap Nisa rada nyolot pada kakaknya sambil memperlihatkan foto yang ada di hpnya. “lu mah amit-amit aih, dulu aja bilang ke gua jangan pacaran..” komentar Nisa pada kakaknya. Duhh kayanya aku gak sopan banget ke kak Fazza, ahh lagian dianya yang nyebelin banget sih.
  “apa sih kamu, anak kecil.. gak sopan banget ke kakak”kata  Fazza dengan agak marah sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman di kulkas. Nisa mengikutinya ke arah dapur “iya tau Nisa jadi gak sopan gini, maafin.”ujar Nisa menyesal “kak, emang kakak gak takut dosa apa? Terus gak kasihan sama umi-abi? Kita yang udah dikasih pemahaman tetang islam dari kecil, terus sama sekali gak diamalin semenjak kepergian umi-abi? Nisa yakin kok, umi sama abi disana gak butuh anak yang keren, gaul, terkenal tapi malah ngelanggar hukum syara. Mereka pasti Cuma ingin anak-anaknya jadi anak-anak yang sholeh-sholehah, yang selalu taat pada aturan-aturan Allah dan yang hidupnya dihabiskan untuk berjuang demi islam tegak kembali di muka bumi ini. Nisa juga gak tau kenapa kakak jadi kaya gini” ucap Nisa panjang seolah-olah sedang menceramahi sang kakak. “iya-iya bu guru..nih ya tapi kamu harus tau pacar kakak itu bukan orang nakal, dia itu baik, dan yang terpenting dia itu sholehah..”ucap Fazza ringan membangga-banggakan pacar pertamanya. Nisa sedikit tertawa “apa? tadi yang kakak bilang apa? Sholehah? Haha..Dengerin yaa kakakku yang ganteng ples kece badai__” “cih alay” komentar Fazza memotong apa yang sedang Nisa ucapkan “nih yaa dimana-mana juga kagak ada yang namanya pacar sholehah yang ada itu istri sholehah..kaya orang yang ada di hadapan kakak tuh..’calon istri sholehah’ haha, perempuan yang beneran sholehah itu gak bakalan mau pacaran kak.” Sambung Nisa. “ya terserah kamu lah mau bilang apa.. dan kakak tetep gak bakal putus sama keysya. Titik.”ucap Fazza kekeuh “gimana sih udah dikasih tau tuh..kakak bener gak kasihan ya sama umi-abi disana? Inget dosa kak!!” sekali lagi Nisa mengingatkan kakaknya “kamu juga tau kan, kakak baru aja jadian sama dia, masa udah putus lagi.. kakak itu mau jadi lelaki yang setia Nis” kata Fazza memberialasan. “terus kakak mau dapet  banyak dosa? Ohh atau gak kakak udah siap nikah ya..”celetuknya. “apa sih Nisa? Udah! Nisa gak usah ngurusin urusan kakak lah, buat kakak pusing aja” bentak Fazza pada Nisa. Jlebb “ohh oke, Nisa Cuma ngasih tau aja sih” ucap Nisa dengan air wajah yang kelihatan seperti orang yang kecewa juga sakit hati yang dibuat oleh ucapan kakaknya.
Semenjak kejadian itu, Nisa yang biasanya tak pernah berlama-lama marah pada sang kakak kini sepertinya ia sangat kecewa dan akhir-akhir ini ia sering menginap di rumah tantenya. Hati Nisa masih belum bisa memaafkan kakaknya yang sekarang menurutnya berubah.  Namun tiba-tiba saja Fazza mendatangi rumah tantenya itu untuk menemui adik yang sebenarnya ia sayangi, tapi ia tak pernah mengakuinya.
“ayolah Nisa.. maafin kakak”kata Fazza ketika ia sudah agak lama berada di rumah tantenya dan ia pun yang memulai pembicaraan antara ia dan adiknya, Nisa, yang sedari tadi tak mengeluarkan sepatah kata pun untuk kakaknya bahkan ia tak menjawab salamnya ketika tadi kakaknya datang ke dalam rumah tantenya. Akhirnya kini ia mengeluarkan suaranya untuk membalas ucapan kakaknya “maaf untuk apa?”kata Nisa agak sinis “bukannya selama ini kakak gak penah salah ya?! Ngapain minta maaf?”lanjutnya. Fazza terpaku mendapat perkataan adiknya yang seakan-akan menyalahkan dirinya, ia pun mencoba untuk tetap sabar karena ia tak ingin adiknya berlama-lama marah kepadanya. “Nis mulai besok kamu gak usah nginep lagi disini, malu sama tante kalo kamu terlalu lama nginepnya” ucap Fazza datar, ia agak mengalihkan pembicaraan. “gak, aku gak bakal balik ke rumah, ngapain juga hidup sama orang yang susah diamar ma’rufin”ucap Nisa menolak perintah kakaknya. “kakak juga tau kamu gak bisa lama-lama ada disini kan? Kamu kan orangnya suka gak mau ngerepotin orang lain, kecuali ke kakak kamu sendiri”kata Fazza agak tertawa. Kini giliran Nisa yang diam karena apa yang tadi kakaknya ucapkan memang benar. “Nisa, kamu masih gak mau maafin kakak? Gak mau balik lagi ke rumah? Kenapa?” Tanya Fazza pada adiknya. Mereka berdua terdiam masih sambil menyantap makan siang yang dari tadi sudah disediakan oleh tantenya sebelum  tante dan omnya itu pergi ke acara, namun entah itu acara apa merekan pun tak tau.
“kakak udah gak pacaran lagi kok, kakak udah putus sama keysya. Mungkin waktu itu kakak lupa bahwa Allah selalu ngawasin kita, kakak lagi cinta pada dunia kayanya waktu itu tuh..yaa namanya juga manusia kan, walaupun udah tau tapi masih harus tetap diingatkan..”ucap Fazza pada adiknya. Nisa hanya terdiam “kakak juga bersyukur punya adik kaya kamu yang berani ngingetin orang saat berbuat maksiat, sekarang Nisa mau kan maafin kakak?”lanjut Fazza. “ hmm entahlah”jawab Nisa singkat. “kenapa? Allah aja Maha pengampun loh..kakak juga tau kamu sakit hati waktu kakak gak mau dengerin saat kamu ngingetin kakak, terus juga pasti kamu sakit hati kan? pas tau kakak pacaran, padahal dulu yang ngewanti-wanti kamu biar gak pacaran itu kakak sendiri. Nah sekarang kakak kan udah mau dengerin dan udah gak pacaran lagi jadi harusnya kamu mau maafin kakak dong..“kata Fazza, berharap adiknya memaafkannya. Mereka berdua terdiam Nisa masih belum member jawaban untuk kakaknya. “iya deh, Nisa maafin..haha, tapi harusnya Nisa juga minta maaf deh sama kakak, Nisa gak ngasih kakak waktu buat mikir, buat berubah, ehh Nisa malah langsung kabur-kabur gitu aja hehe, maafin Nisa ya kak..”kata Nisa, kini giliran ia yang meminta maaf.

Sore hari ketika tante dan om mereka sudah pulang lagi kerumahnya, Fazza dan Nisa menghampiri sang tante  “tan, aku sama kak Fazza udah gak marahan lagi, jadi sore ini Nisa mau pulang aja, bareng kak Fazza..”kata Nisa sambil melirik ke arah kakaknya itu. “ohh iya atuh, gapapa nanti kapan-kapan nginep lagi  ya di rumah tante, gak usah malu-malu kalau mau nginep mah, tapi jangan karena marahan lagi hehe..berantemnya jangan di ulang yaaa..sini!”kata tantenya sambil memberikan senyuman tulus dan membentangkan tangannya, mengisyaratkan agar kedua keponakannya itu mendekatinya dan memeluknya. Tiba-tiba ketika mereka sedang berpelukan, datang sesosok pria sambil berjalan menuju mereka “kalian lagi ngapain? Ikutan dong.. om juga ingin dipeluk..”ucap pria itu. Semua mata tertuju pada orang barusan berbicara, mereka semua tertawa. “boleh-boleh..sini om.” Ajak Nisa pada omnya sambil tertawa. []


---------------

Profil Penulis

Nama : Hasna Dieni Rozanah
Sekolah : MDTA SMA Darul Bayan, Jatinangor, Sumedang
Ttl : Bandung, 16 Des 2000
Fb: Hasna Dieni R 

0 komentar:

Posting Komentar